Selasa, 07 Januari 2020

Kewirausahaan Budidaya Unggas Petelur

Budidaya adalah tindakan mengelola sumber daya nabati untuk diambil hasilnya. Budidaya juga diartikan sebagai usaha memelihara tanaman atau ternak mulai dari menyiapkan benih atau bibit untuk dipanen hasilnya. Budidaya ternak adalah satu usaha untuk mendapatkan hasil dari peternakan. Salah satu budidaya ternak adalah telur. Telur adalah bahan pangan yang kaya akan kandungan protein dan lemak.

Unggas adalah jenis hewan yang termasuk ke dalam kelompok burung-burungan. Ciri-ciri unggas adalah bersayap, berbulu, berkaki, dan memiliki paruh. Berdasar produk yang dihasilkan, kita mengenal unggas petelur dan unggas pedaging. Unggas petelur adalah unggas yang dipelihara untuk menghasilkan telur, sedang pedaging adalah unggas yang menghasilkan antara lain adalah ayam, bebek/itik, burung puyuh, dan angsa.

Sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar dan memiliki sumber daya alam dan sumber pangan yang beragam, Indonesia seharusnya dapat memenuhi kebutuhan pangannya secara berdaulat dan mandiri. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan cara memproduksi pangan sendiri melalui kegiatan budidaya. Kegiatan budidaya di bidang peternakan telah membuka peluang berwirausaha. Peluang wirausaha di bidang budidaya unggas petelur sangat besar karena telur adalah pangan pokok sebagai sumber utama protein dan lemak hewani bagi masyarakat. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam budidaya unggas petelur.
  1. Saat ini tantangan untuk memenuhi kebutuhan pangan semakin besar. Jumlah penduduk yang terus bertambah perlu diiringi dengan usaha meningkatkan produksi pangan. Budidaya ternak unggas menjadi salah satu usaha untuk memproduksi pangan, khususnya telur.
  2. Peluang wirausaha di bidang budidaya ternak unggas petelur sangat besar karena kebutuhan telur untuk memenuhi nutrisi masyarakat sangat tinggi. Hal ini menjadikan wirausaha di bidang budidaya ternak unggas petelur sangat menarik. Agar kamu dapat melakukan wirausaha di bidang usaha ternak ayam petelur, maka terlebih dahulu kamu harus mengenal teknik budidaya unggas petelur.
  3. Dalam berwirausaha, hal penting yang harus diperhatikan adalah pemasaran produk yang dihasilkan. Sebelum memulai wirausaha, terlebih dahulu kamu harus memahami pemasaran produk budidaya yang dihasilkan.  Tantangan dalam berwirausaha adalah pemasaran produk yang dihasilkan. Keberhasilan wirausaha sangat ditentukan oleh peluang pasar dari produk yang hasilkan. Sebelum memulai wirausaha terlebih dahulu pelajarilah produk sejenis yang sudah ada di pasar. Supaya produk yang kamu hasilkan dapat diterima oleh pasar, buat produk budidaya yang kamu hasilkan lebih baik dari sudah.

Perlu diperhatikan bahwa produk budidaya unggas petelur berfungsi sebagai pangan. Dalam proses yang dilakukan harus mengacu pada cara budidaya ternak yang baik sehingga dapat menghasilkan pangan yang sehat dan higienis. Untuk dapat berhasil dalam budidaya unggas petelur dibutuhkan jiwa kewirausahaan. Ciri-ciri orang yang memiliki jiwa dan sikap kewirausahaan anatara lain adalah sebagai berikut:
  1. Penuh percaya diri, indikatornya adalah penuh keyakinan, optimis, berkomitmen, disiplin, dan bertanggung jawab.
  2. Memiliki inisiatif, indikatornya adalah penuh energi, cekatan dalam bertindak, dan aktif.
  3. Memiliki motif berpretasi, indikatornya terdiri atas orientasi pada hasil dan wawasan ke depan.
  4. Memiliki jiwa kepemimpinan, indikatornya adalah berani tampil beda, dapat dipercaya dan tangguh dalam bertindak.
  5. Berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan.
 Budidaya adalah tindakan mengelola sumber daya nabati untuk diambil hasilnya Kewirausahaan Budidaya Unggas Petelur
Untuk menghasilkan pangan asal ternak yang aman perlu diikuti prosesnya sesuai dengan rantai pangan yang menyertainya dengan pendekatan mulai dari peternakan sampai ke meja atau piring konsumen (from farm to fork) dan dilakukan pengawasan yang ketat pada titik-titik kritis dari setiap tahapan dari rantai pangan tersebut dengan menerapkan prinsip-prinsip HACCP. Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) adalah suatu sistem kontrol dalam upaya pencegahan terjadinya masalah yang didasarkan atas identifikasi titik-titik kritis di dalam tahap penanganan dan proses produksi.

Tujuan dari penerapan HACCP dalam suatu industri pangan adalah untuk mencegah terjadinya bahaya sehingga dapat dipakai sebagai jaminan mutu pangan guna memenuhi tututan konsumen. HACCP bersifat sebagai sistem pengendalian mutu sejak bahan baku dipersiapkan sampai produk akhir diproduksi masal dan didistribusikan. Oleh karena itu dengan diterapkannya sistem HACCP akan mencegah resiko komplain karena adanya bahaya pada suatu produk pangan. Selain itu, HACCP juga dapat berfungsi sebagai promosi perdagangan di era pasar global yang memiliki daya saing kompetitif.

Periode kritis yang penting adalah pada tahap pemeliharaan di peternak atau farm dimana faktor pakan, pemakaian obat hewan, pemakaian bahan kimia, cemaran pada air, tanah dan lingkungan serta pemeliharaan kesehatan dan kesejahteraan hewan, merupakan faktor terpenting yang harus dijalankan sesuai dengan ketentuan secara bertanggungjawab serta diawasi dengan ketat.

Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh suatu industri pangan dengan penerapan sistem HACCP antara lain meningkatkan keamanan pangan pada produk makanan yang dihasilkan, meningkatkan kepuasan konsumen sehingga keluhan konsumen akan berkurang, memperbaiki fungsi pengendalian, mengubah pendekatan pengujian akhir yang bersifat retrospektif kepada pendekatan jaminan mutu yang bersifat preventif , dan mengurangi limbah dan kerusakan produk atau waste .